Kamis, 15 November 2012

SURAT DARI TAHUN 2070

Aku hidup di tahun 2070.
Aku berumur 50 tahun, tetapi kelihatan seperti sudah 85 tahun.

    Aku mengalami banyak masalah kesehatan, terutama masalah ginjal karena aku minum sangat sedikit air putih. Aku fikir aku tidak akan hidup lama lagi. Sekarang, aku adalah orang yang paling tua di lingkunganku. Aku teringat disaat aku berumur 5 tahun semua sangat berbeda. Masih banyak pohon di hutan dan tanaman hijau di sekitar, setiap rumah punya halaman dan taman yang indah, dan aku sangat suka bermain air dan mandi sepuasnya.
    Sekarang, kami harus membersihkan diri hanya dengan handuk sekali pakai yang dibasahi dengan minyak mineral. Sebelumnya, rambut yang indah adalah kebanggaan semua perempuan. Sekarang, kami harus mencukur habis rambut untuk membersihkan kepala tanpa menggunakan air. Sebelumnya, ayahku mencuci mobilnya dengan menyemprotkan air langsung dari keran ledeng.
Sekarang, anak-anak tidak percaya bahwa dulunya air bisa digunakan untuk apa saja. Aku masih ingat seringkali ada pesan yang mengatakan:
”JANGAN MEMBUANG BUANG AIR”
Tapi tak seorangpun memperhatikan pesan tersebut.
Orang beranggapan bahwa air tidak akan pernah habis karena persediaannya yang tidak terbatas.

    Sekarang, sungai, danau, bendungan dan air bawah tanah semuanya telah tercemar atau sama sekali kering. Pemandangan sekitar yang terlihat hanyalah gurun-gurun pasir yang tandus. Infeksi saluran pencernaan, kulit dan penyakit saluran kencing sekarang menjadi penyebab kematian nomor satu. Industri mengalami kelumpuhan, tingkat pengangguran mencapai angka yang sangat dramatik. Pekerja hanya dibayar dengan segelas air minum per harinya.
    Banyak orang menjarah air di tempat-tempat yang sepi. 80% makanan adalah makanan sintetis. Sebelumnya, rekomendasi umum untuk menjaga kesehatan adalah minum sedikitnya 8 gelas air putih setiap hari. Sekarang, aku hanya bisa minum setengah gelas air setiap hari. Sejak air menjadi barang langka, kami tidak mencuci baju, pakaian bekas pakai langsung dibuang, yang kemudian menambah banyaknya jumlah sampah. Kami menggunakan septic tank untuk buang air, seperti pada masa lampau, karena tidak ada air.
    Manusia di jaman kami kelihatan menyedihkan: tubuh sangat lemah; kulit pecah-pecah akibat dehidrasi; ada banyak koreng dan luka akibat banyak terpapar sinar matahari karena lapisan ozon dan atmosfir bumi semakin habis. Karena keringnya kulit, perempuan berusia 20 tahun kelihatan seperti telah berumur 40 tahun.
    Para ilmuwan telah melakukan berbagai investigasi dan penelitian, tetapi tidak menemukan jalan keluar. Manusia tidak bisa membuat air. Sedikitnya jumlah pepohonan dan tumbuhan hijau membuat ketersediaan oksigen sangat berkurang, yang membuat turunnya kemampuan intelegensi generasi mendatang. Morphology manusia mengalami perubahan…
…yang menghasilkan anak-anak dengan berbagai masalah defisiensi, mutasi, dan malformasi.
Pemerintah bahkan membuat pajak atas udara yang kami hirup:
137 m3 per orang per hari.
[31,102 galon]
    Bagi siapa yang tidak bisa membayar pajak ini akan dikeluarkan dari “kawasan ventilasi” yang dilengkapi dengan peralatan paru-paru mekanik raksasa bertenaga surya yang menyuplai oksigen. Udara yang tersedia di dalam “kawasan ventilasi” tidak berkulitas baik, tetapi setidaknya menyediakan oksigen untuk bernafas. Umur hidup manusia rata-rata adalah 35 tahun.
    Beberapa negara yang masih memiliki pulau bervegetasi mempunyai sumber air sendiri. Kawasan ini dijaga dengan ketat oleh pasukan bersenjata. Air menjadi barang yang sangat langka dan berharga, melebihi emas atau permata. Disini ditempatku tidak ada lagi pohon karena sangat jarang turun hujan. Kalaupun hujan, itu adalah hujan asam. Tidak dikenal lagi adanya musim. Perubahan iklim secara global terjadi di abad 20 akibat efek rumah kaca dan polusi. Kami sebelumnya telah diperingatkan bahwa sangat penting untuk menjaga kelestarian alam, tetapi tidak ada yang peduli. Pada saat anak perempuanku bertanya bagaimana keadaannya ketika aku masih muda dulu, aku menggambarkan bagaimana indahnya hutan dan alam sekitar yang masih hijau. Aku menceritakan bagaimana indahnya hujan, bunga, asyiknya bermain air, memancing di sungai, dan bisa minum air sebanyak yang kita mau.
Aku menceritakan bagaimana sehatnya manusia pada masa itu.

Dia bertanya:
- Ayah! Mengapa tidak ada air lagi sekarang ?
Aku merasa seperti ada yang menyumbat tenggorokanku…
Aku tidak dapat menghilangkan perasaan bersalah, karena aku berasal dari generasi yang menghancurkan alam dan lingkungan dengan tidak mengindahkan secara serius pesan-pesan pelestarian… dan banyak orang lain juga!
Aku berasal dari generasi yang sebenarnya bisa merubah keadaan, tetapi tidak ada seorangpun yang melakukan.

Sekarang, anak dan keturunanku yang harus menerima akibatnya.
Sejujurnya, dengan situasi ini kehidupan di planet bumi tidak akan lama lagi punah, karena kehancuran alam akibat ulah manusia sudah mencapai titik akhir.
Aku berharap untuk bisa kembali ke masa lampau dan meyakinkan umat manusia untuk mengerti apa yang akan terjadi …
… Pada saat itu masih ada kemungkinan dan waktu bagi kita untuk melakukan upaya menyelamatkan planet bumi ini!
Kirim surat ini ke semua teman dan kenalan anda, walaupun hanya berupa pesan, kesadaran global dan aksi nyata akan pentingnya melestarikan air dan lingkungan harus dimulai dari setiap orang.
Persoalan ini adalah serius dan sebagian sudah menjadi hal yang nyata dan terjadi di sekitar kita. Lakukan untuk anak dan keturunanmu kelak.
AIR DAN BUMI DEMI MASA DEPAN!

Senin, 12 November 2012

Super English Method (SEM)

A. Teknik Super Cepat 16 Tenses dalam Satu Menit
    Auxiliary (Helping Verb:Pembantu)
  1. Langkah Pertama Mengenal Verb Function
> Primary
To inf V1 V2 V3 Ving Vs
To be Be Was/Were Been Being Are/am/is
To have Have Had Has
To do Do Did Does


> Modal
Will Shall Can May Must Be going to Have to Used to
Would SShould Could Might Dare Ought to Be supossed to Be able to


    Ordinary (Main Verb:Majikan)
Modal+V1    :Should write
Have+V3    :Had Written
Be+V3/Ving    :Are written/writting



  2. Langkah kedua memahami Tenses dengan Metode otak kanan




  3. Irregular Verb But Regular
Cling Clung Clung : Creep Crept Crept : Bring Brought Brought
Fling Flung Flung : Keep Kept Kept : Buy Bought Bought
Sling Slung Slung : Sleep Slept Slept : Fight Fought Fought
String Strung Strung : Sweep Swept Swept : Think Thought Thought




B. Teknik Super Cepat Ngomong Logat Seperti Turis
  1. Langkah Pertama membaca Alphabet dengan benar
A(ei):Make
B(bi):Book
C(si):Cinema
D(di)Door
E(i):Eat
F(ef):Finish
G(Ji):George
H(eich):Match
I(ai):Die
J(jey):Jump
K(kei)Kiss
L(el):Look
M(em):Mark
N(en):Need
O(ou):Open
P(pi):Peter
Q(qyu):Queen
R(ar)Red
S(es):Sit
T(ti):Talk
U(yu):Unique
V(vi):Very
W(double you):Word
X(eks):Fix
Y(wai)Yellow
Z(zed/zi):Zero


  2. Langkah kedua memahami link up (sperti belajar tajwid)




'I Believe' Irfan Makki feat. Maher Zain

When you're searching for the light
And you see no hope in sight
Be sure and have no doubt
He's always close to you

He's the one who knows you best
He knows what's in your heart
You'll find your peace at last
If you just have faith in Him

You're always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I'll follow you no matter what
My biggest wish is to see you one day

Chorus:
I believe
I believe
Do you believe, oh do you believe?

Coz I believe
In a man who used to be
So full of love and harmony
He fought for peace and liberty
And never would he hurt anything
He was a mercy for mankind
A teacher till the end of time
No creature could be compared to him
So full of light and blessings

You're always in our hearts and minds
Your name is mentioned every day
I'll follow you no matter what
If God wills we'll meet one day

If you lose your way
Believe in a better day
Trials will come
But surely they will fade away
If you just believe
What is plain to see
Just open your heart
And let His love flow through

I believe I believe, I believe I believe
And now I feel my heart is at peace



C. Teknik Super Cepat Ngomong Cepat Tanpa Gagap
  1. langkah pertama menekan pengucapan yang dirasa susah dan memainkan ritme

peter parker picked the paper


i wish to wish the wish you wish to wish, but if you wish the wish the witch wishes, i wont'n wish the wish you wish to wish


During Japan's imperial era, Tokyp's planners built unexpected curves and dead end into streets to confuse any invaders who dare enter the capital, this mystifying turns still befuddle taxi drivers.



  2. Don't memorize a single vocabulary but memorize a phrase/expression/sentence every day.
THANK YOU

Jumat, 09 November 2012

MAKALAH KEBAKARAN HUTAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
      Kebakaran hutan dapat didefinisikan sebagai sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Kebakaran hutan sangat rawan terjadi ketika musim kemarau.
      Adapun beberapa penyebab terjadinya kebakaran hutan antara lain: Pembakaran lahan yang tidak terkendali, kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar peraturan pembukaan lahan, aktivitas vulkanisme, dan kecerobohan manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa sajakah penyebab terjadinya kebakaran hutan
2. Bagaimana dampak kebakaran hutan terhadap lingkungan dan alam
3. Apa sajakah upaya untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan
4. Bagaimana cara memadamkan kebakaran hutan

C. Tujuan
     Adapun tujuan disusunnya makalah ini antara lain:
1. Mengetahui penyebab terjadinya kebakaran hutan
2. Mengetahui dampak dari kebakaran hutan terhadap lingkungan dan alam
3. Mengetahui upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan
4. Mampu mengendalikan kebakaran hutan

D. Sistematika Penulisan
1. Coper Makalah
2. Kata Pengantar
3. Daftar Isi
4. BAB I PENDAHULUAN
  A. Latar Belakang
  B. Rumusan Masalah
  C. Tujuan
  D. Sistematika Penulisan
5. BAB II PEMBAHASAN
  A. Definisi dan Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan
  B. Dampak Kebakaran Hutan Terhadap Lingkungan Dan Alam Sekitar
  C. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan
  D. Cara Memedamkan Kebakaran Hutan
6. BAB III PENUTUP
  A.Simpulan
  B. Saran


BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan
      Kebakaran hutan (kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak), adalah sebuah kebakaran yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian disekitarnya. Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.

      Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai senjata maritime. Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab utama kebakaran hutan besar. Namun, sebab utama dari kebakaran hutan adalah pembukaan lahan yang meliputi:
a. Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke lahan lain
     Pembukaan lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan. Namun bila pembukaan lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit terkendali. Pembukaan lahan dilaksanakan untuk usaha perkebunan, HTI, pertanian lahan kering, sonor dan mencari ikan. pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah rawa/gambut.
b. Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran, misalnya di lahan bekas HPH (Hak Penguasaan Hutan) dan di daerah yang beralang-alang.
c. Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan pembakaran untuk memprotes pengambil-alihan lahan mereka oleh perusahaan kelapa sawit.
d. Kurangnya penegakan hukum terhadap perusahaan yang melanggar peraturan pembukaan lahan.
e. Tingkat pendapatan masyarakat yang relatif rendah, sehingga terpaksa memilih jalan alternatif yang mudah, murah dan cepat untuk pembukaan lahan.
f. Aktivitas vulkanis seperti terkena aliran lahar atau awan panas dari letusan gunung berapi.
g. Kecerobohan manusia antara lain membuang puntung rokok secara sembarangan dan tanpa mematikan apinya terlebih dahulu.

B. Akibat Kebakaran Hutan Terhadap Lingkungan Dan Alam Sekitar
     Akibat yang ditimbulkan dari kebakaran liar antara lain:
1. Menyebarkan emisi gas karbon dioksida ke atmosfer yang mengakibatkan gangguan di berbagai segi kehidupan masyarakat antara lain pendidikan, agama dan ekonomi. Hal ini mengganggu kegiatan keagamaan dan mengurangi kegiatan perdagangan/ekonomi. Gangguan asap juga terjadi pada sarana perhubungan/transportasi yaitu berkurangnya batas pandang. Banyak pelabuhan udara yang ditutup pada saat pagi hari di musim kemarau karena jarak pandang yang terbatas bisa berbahaya bagi penerbangan. Sering terjadi kecelakaan tabrakan antar perahu di sungai-sungai, karena terbatasnya jarak pandang.

2. Terbunuhnya satwa liar dan musnahnya tanaman baik karena kebakaran, terjebak asap atau rusaknya habitat.

3. Menyebabkan banjir selama beberapa minggu di saat musim hujan dan kekeringan di saat musim kemarau.
4. Kekeringan yang ditimbulkan dapat menyebabkan terhambatnya jalur pengangkutan lewat sungai dan menyebabkan kelaparan di daerah-daerah terpencil.
5. Kekeringan juga akan mengurangi volume air waduk pada saat musim kemarau yang mengakibatkan terhentinya pembangkit listrik (PLTA) pada musim kemarau.
6. Musnahnya bahan baku industri perkayuan, mebel/furniture. Lebih jauh lagi hal ini dapat mengakibatkan perusahaan perkayuan terpaksa ditutup karena kurangnya bahan baku dan puluhan ribu pekerja menjadi penganggur/kehilangan pekerjaan.
7. Meningkatnya jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan kanker paru-paru. Hal ini bisa menyebabkan kematian bagi penderita berusia lanjut dan anak-anak. Polusi asap ini juga bisa menambah parah penyakit para penderita TBC/asma.

C. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Hutan
     Sejak kebakaran hutan yang cukup besar yang terjadi pada tahun 1982/83 yang kemudian diikuti rentetan kebakaran hutan beberapa tahun berikutnya, sebenarnya telah dilaksanakan beberapa langkah, baik bersifat antisipatif (pencegahan) maupun penanggulangannya.
1. Upaya Pencegahan
Upaya yang telah dilakukan untuk mencegah kebakaran hutan dilakukan antara lain (Soemarsono, 1997):
(a) Memantapkan kelembagaan dengan membentuk dengan membentuk Sub Direktorat Kebakaran Hutan dan Lembaga non struktural berupa Pusdalkarhutnas, Pusdalkarhutda dan Satlak serta Brigade-brigade pemadam kebakaran hutan di masing-masing HPH dan HTI;
(b) Melengkapi perangkat lunak berupa pedoman dan petunjuk teknis pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan;
(c) Melengkapi perangkat keras berupa peralatan pencegah dan pemadam kebakaran hutan;
(d) Melakukan pelatihan pengendalian kebakaran hutan bagi aparat pemerintah, tenaga BUMN dan perusahaan kehutanan serta masyarakat sekitar hutan;
(e) Kampanye dan penyuluhan melalui berbagai Apel Siaga pengendalian kebakaran hutan;
(f) Pemberian pembekalan kepada pengusaha (HPH, HTI, perkebunan dan Transmigrasi), Kanwil Dephut, dan jajaran Pemda oleh Menteri Kehutanan dan Menteri Negara Lingkungan Hidup;
(g) Dalam setiap persetujuan pelepasan kawasan hutan bagi pembangunan non kehutanan, selalu disyaratkan pembukaan hutan tanpa bakar.

2. Upaya Penanggulangan
     Disamping melakukan pencegahan, pemerintah juga nelakukan penanggulangan melalui berbagai kegiatan antara lain (Soemarsono, 1997):
(a) Memberdayakan posko-posko kebakaran hutan di semua tingkat, serta melakukan pembinaan mengenai hal-hal yang harus dilakukan selama siaga I dan II.
(b) Mobilitas semua sumberdaya (manusia, peralatan & dana) di semua tingkatan, baik di jajaran Departemen Kehutanan maupun instansi lainnya, maupun perusahaan-perusahaan.
(c) Meningkatkan koordinasi dengan instansi terkait di tingkat pusat melalui PUSDALKARHUTNAS dan di tingkat daerah melalui PUSDALKARHUTDA Tk I dan SATLAK kebakaran hutan dan lahan.
(d) Meminta bantuan luar negeri untuk memadamkan kebakaran antara lain: pasukan BOMBA dari Malaysia untuk kebakaran di Riau, Jambi, Sumsel dan Kalbar; Bantuan pesawat AT 130 dari Australia dan Herkulis dari USA untuk kebakaran di Lampung; Bantuan masker, obat-obatan dan sebagainya dari negara-negara Asean, Korea Selatan, Cina dan lain-lain.

3. Peningkatan Upaya Pencegahan dan Penanggulangan
     Upaya pencegahan dan penanggulangan yang telah dilakukan selama ini ternyata belum memberikan hasil yang optimal dan kebakaran hutan masih terus terjadi pada setiap musim kemarau. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor antara lain:
(a) Kemiskinan dan ketidak adilan bagi masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.
(b) Kesadaran semua lapisan masyarakat terhadap bahaya kebakaran masih rendah.
(c) Kemampuan aparatur pemerintah khususnya untuk koordinasi, memberikan penyuluhan untuk kesadaran masyarakat, dan melakukan upaya pemadaman kebakaran semak belukar dan hutan masih rendah.
(d) Upaya pendidikan baik formal maupun informal untuk penanggulangan kebakaran hutan belum memadai.
     Hasil identifikasi dari serentetan kebakaran hutan menunjukkan bahwa penyebab utama kebakaran hutan adalah faktor manusia dan faktor yang memicu meluasnya areal kebakaran adalah kegiatan perladangan, pembukaan HTI dan perkebunan serta konflik hukum adat dengan hukum negara, maka untuk meningkatkan efektivitas dan optimasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan perlu upaya penyelesaian masalah yang terkait dengan faktor-faktor tersebut.
     Di sisi lain belum efektifnya penanggulangan kebakaran disebabkan oleh faktor kemiskinan dan ketidak adilan, rendahnya kesadaran masyarakat, terbatasnya kemampuan aparat, dan minimnya fasilitas untuk penanggulangan kebakaran, maka untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan di masa depan antara lain:
a. Melakukan pembinaan dan penyuluhan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan, sekaligus berupaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya kebakaran hutan dan semak belukar.
b. Memberikan penghargaan terhadap hukum adat sama seperti hukum negara, atau merevisi hukum negara dengan mengadopsi hukum adat.
c. Peningkatan kemampuan sumberdaya aparat pemerintah melalui pelatihan maupun pendidikan formal. Pembukaan program studi penanggulangan kebakaran hutan merupakan alternatif yang bisa ditawarkan.
d. Melengkapi fasilitas untuk menanggulagi kebakaran hutan, baik perangkat lunak maupun perangkat kerasnya.
e. Penerapan sangsi hukum pada pelaku pelanggaran dibidang lingkungan khususnya yang memicu atau penyebab langsung terjadinya kebakaran.

D. Cara Memedamkan Kebakaran Hutan
     perlatan yang diperlukan:
1. Mesin Pompa bertekanan tinggi untuk pencucian kendaraan/mobil merek Yuen Liang buatan Taiwan atau merek lain berikut dengan mesin penggerak.
2. Drum penampungan air, dapat diisi dengan air pompa Hitachi atau Ember.
3. Selang bertekanan yang dapat disambung secara praktis. Panjang selang 100 meter.
4. Tongkat penyemprot/Stik Semprot.
5. Masker Penahan Debu dan Asap.
6. Sepatu Both.

     cara kerja pemadaman api pada hutan, lahan dan kebun:
1. Tentukan titik sasaran, dimana kebakaran terjadi. Selidiki, apakah lokasi tersebut sedang terjadi kebakaran atau telah lama terjadi kebakaran. Bila sedang terjadi kebakaran, ditemukan adanya api yang menyala-nyala. Dan bila bekas terjadinya kebakaran ditemukan kawah-kawah api yang dapat menenggelamkan kaki kita bila terinjak. Dampaknya kaki akan melepuh.
2. Persiapkan pompa bertekanan berikut drum air secara berdekatan. Isilah drum dengan air yang cukup dan berkelanjutan.
3. Pasanglah selang bertekanan sesuai keperluan. Bila lokasi kebakaran jauh, selang dapat disambung, hingga 5 (lima) sambungan atau sepanjang 500 meter. Keistimewaan selang ini adalah tidak mudah terlipat, tidak menyangkut apabila ditarik, tenaga yang diperlukan untuk menarik sangat ringan.
4. Pasanglah Tongkat Semprot/Stik Semprot. Apabila sedang terjadi kebakaran, aturlah stik semprot dengan cara mengabut. Kabut yang dibuat akan memadamkan api secara luas dan mengurangi panas yang menyengat. Bila memadamkan bekas kebakaran, aturlah stik dengan bentuk menembak. Air akan masuk ke dalam kawah hingga ke lapisan bawah, api akan padam segera.
5. Gunakan Sepatu Both dalam tiap-tiap kegiatan pemadaman. Sepatu Both mampu menahan panas pada kaki dan menghindari kaki mengalami pelepuhan oleh panas.
6. Untuk mengatasi gangguan pernapasan, gunakan Masker Standar. Asap dan debu dapat disaring, sehingga petugas pemadam dapat bertahan lama menghadapi api.
7. Saat melakukan pemadaman, di garis depan harus dilakukan secara bergantian. Aturlah waktu yang tepat, sehingga petugas di garis depan dapat bekerja dengan baik.
8. Fungsikan petugas pemantau dan penghubung yang menginformasikan kepada petugas pemadam, kapan maju atau mundur melakukan pemadaman.
9. Persiapkan air minum yang segar bagi petugas yang memerlukannya.
10. Persiapkan petugas gawat darurat jika diperlukan.
11. Kebakaran yang baru terjadi akan segera padam apabila dilakukan dengan pengabutan. Panas yang ditimbulkan berkurang karena butir-butir uap air yang ditembakan menyerap panas. Petugas yang bekerja pada lini depan dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama. Efektifitas pemadaman akan berlangsung baik.
12. Pemadaman kawah api pada lahan gambut bekas terjadinya kebakaran dilakukan dengan mengatur stik semprot seperti laju peluru. Air yang ditembakkan akan masuk pada kawah-kawah yang dalam dan akan memadamkan api secara baik.


BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
     Hutan merupakan sumberdaya alam yang tidak ternilai harganya karena didalamnya terkandung keanekaragaman hayati sebagai sumber plasma nutfah, sumber hasil hutan kayu dan non-kayu, pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta kesuburan tanah, dan sebagainya. Karena itu pemanfaatan dan perlindungannya diatur oleh Undang-undang dan peraturan pemerintah.
     Kebakaran merupakan salah satu bentuk gangguan terhadap sumberdaya hutan dan akhir-akhir ini makin sering terjadi. Kebakaran hutan menimbulkan kerugian yang sangat besar dan dampaknya sangat luas, bahkan melintasi batas negara. Di sisi lain upaya pencegahan dan pengendalian yang dilakukan selama ini masih belum memberikan hasil yang optimal. Oleh karena itu perlu perbaikan secara menyeluruh, terutama yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat pinggiran atau dalam kawasan hutan.

B. Saran
     Melihat dari akibat kebakaran hutan diatas, maka dari itu kita sebagai manusia hendaknya bisa menjaga hutan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.